Dari Tradisional hingga Modern: Evolusi Restoran di Kota London

Dari Tradisional hingga Modern: Evolusi Restoran di Kota London

Menuju Evolusi Rasa dan Gaya di London

Kalau kamu pikir London itu cuma soal hujan, teh sore, dan aksen Inggris yang bikin lidah keseleo, kamu salah besar, sobat lapar! Kota ini diam-diam adalah surga bagi pencinta kuliner yang doyan segala rupa rasa. Dari zaman nenek moyang penjajah sampai era influencer yang makannya harus Instagramable, restoran di London udah berevolusi lebih cepat dari sinyal WiFi di warteg.

Restoran Tradisional: Antara Fish and Chips dan Muka Datar

Mari kita mundur ke masa lalu, sekitar abad ke-19. Di mana-mana kamu akan mencium aroma kentang goreng dan ikan goreng yang dimasak dengan minyak yang udah dipakai 47 kali. Ya, itulah lambang kejayaan restoran tradisional Inggris: fish and chips.

Bayangkan kamu duduk di bangku kayu keras, dengerin suara pelayan galak bilang “Oi! What’ll it be?”, dan makan pakai tangan karena garpu plastik-nya patah waktu menusuk ikan. Romantis? Tentu saja. Tapi jangan harap ada free WiFi atau latte dengan bentuk hati di atas foam-nya.

Restoran Etnik: Ketika Lidah London Mulai Liburan

Masuk ke era 70-an dan 80-an, warga London mulai bosan dengan makanan yang warnanya cuma dua: coklat dan krem. Lalu datanglah https://catfish-cove.com/ restoran India, Tiongkok, hingga Timur Tengah. Restoran Curry House mulai tumbuh subur seperti bakteri di lemari es kosan.

Saking populernya, kata “Chicken Tikka Masala” bahkan pernah diklaim sebagai “makanan nasional Inggris”. Coba bayangkan, negara yang dulu menjajah India, sekarang ngemis-ngemis rasa dari dapur Bollywood.

Era Modern: Instagram Dulu, Makan Belakangan

Masuk abad ke-21, restoran di London jadi makin hipster. Restoran bukan cuma soal rasa, tapi juga soal estetik. Ada yang menyajikan makanan di papan skateboard, ember cat, bahkan sepatu (iya, serius, SEPATU!). Asal kelihatan unik, rasanya belakangan.

Muncullah tren fine dining absurd, fusion cuisine yang kadang terasa kayak eksperimen gagal di laboratorium, dan tentu saja—restoran vegan dengan menu yang bisa bikin kamu rindu sama nugget ayam sekolahan.

Restoran modern di London sekarang bahkan punya menu khusus untuk anjing. Sementara kamu makan salad quinoa, anjingmu disajikan daging sapi wagyu dalam mangkok porselen. Kalau ini bukan evolusi, saya nggak tahu lagi.

Kesimpulan Garing Tapi Kenyang

Evolusi restoran di London bagaikan perjalanan dari kasur kapuk ke kasur spring bed mewah. Dulu serba sederhana, sekarang serba estetik dan kadang bikin dompet meronta-ronta. Tapi satu hal tetap sama: London tetap jadi kota yang doyan makan, doyan gaya, dan doyan bikin kita bilang, “Hah? Ini makanan?!”

Siap-siap, ya. Siapa tahu suatu hari nanti muncul restoran yang sajiannya berupa kapsul rasa nasi padang. Karena kalau soal kreativitas, restoran London tuh nggak ada remnya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top